Pages

Sunday, April 7, 2013

Niat Yang Lurus


وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali me-nyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah: 5)
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar Ibnul Khathab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luayyi bin Ghalib al-Quraisy al-Adawi ra, ia menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya semua amal itu tergantung dari niatnya, dan sesungguhnya apa yang di-peroleh oleh seseorang adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya. Siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu akan diterima oleh Allah dan Rasul-Nya, dan siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang diniatkannya dalam hijrahnya itu.” (HR. Mutafaq Alaihi)

Dalam hadis tersebut sangatlah jelas, bahwa niat menentukan sebuah amal. Apakah amal itu diterima oleh Allah SWT atau tidak, maka niatlah yang menjadi penentu. Suatu amal yang besar bisa menjadi kecil dan tidak berarti dihadapan Allah SWT dikarenakan niat yang salah. Begitu pula suatu amal yang kecil bisa menjadi besar dihadapan Allah pahalanya dan mendapat ridha-Nya dikarenakan pula oleh niat yang benar dan ikhlas hanya mengharap ridha Allah SWT. Bahkan orang yang ikhlas merupakan orang yang sulit untuk diperdayakan oleh iblis 'alaihi la'natullah, sebab dia tidak mengharapkan seuatu melainkan ridha Allah SWT. Tengoklah kisah seorang pemuda dalam ashhaabul ukhduud, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Buruj. karena kehebatan ketauhidannya kepada Allah, serta tidak menggantungkan diri melainkan hanya kepada ALlah SWT tuhan yang menggemgam kekuasaan segalanya. dengan dakwahnya pemuda yang ikhlas itu dia rela kehilangan nyawa asalkan mendapatkan ridha Allah SWT. Sehingga orang berbondong-bondong untuk masuk kepada agama tauhid dengan kegigihan dakwahnya walaupun balasan bagi orang yang beriman dimasukan ke parit api yang sudah disiapkan oleh penguasa yang dzalim,tetapi mereka telah siap karena keimanan mereka yang telah mantap.

0 comments:

Post a Comment