Ada tiga konsep penting dalam ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Tiga konsep yang menjamin bagi penganutnya dengan jaminan hidup tenang, bahagia dan mulia. Tiga konsep yang menjamin kesempurnaan dalam kehidupan dunia dan kehidupan setelah kematian nanti.
Adalah Iman, Islam dan Ihsan. Konsep kehidupan yang berbeda dimensi ini adalah konsep yang telah turun-temurun diajarkan dari nabi kepada sahabat kepada tabiin kepada tabiit-tabiin dan akhirnya sampai pada kita semua hari ini. Tiga konsep tersebut terangkum dalam sebuah hadits yang sangat populer berikut ini:
Umar bin Khaththab RA. berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,”lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku :“Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,”
Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.”[HR Muslim]
Iman
Iman adalah dimensi dasar dari trilogi ini. Imam al-Bukhori berkata : “Saya telah bertemu dengan lebih dari seribu ulama dari seluruh penjuru, dan saya tidak menemui mereka berselisih tentang makna Iman yaitu perkataan dan amalan yang bertambah dan berkurang“ . Iman ibarat sebuah pondasi yang berperan penting dalam ketahanan sebuah bangunan. Pondasi yang dalam dan kuat, dapat dipastikan bangunannya kokoh.
Dalam agama kita, ada enam elemen-elemen iman yang harus ada pada setiap hati seorang muslim:
- Iman kepada Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
- Iman kepada malaikat (dalam arti yang seluas-luasnya)
- Iman kepada kitab-kitab Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
- Iman kepada utusan-utusan Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
- Iman kepada hari qiyamat (dalam arti yang seluas-luasnya)
- Iman bahwa segala yang baik dann yang buruk dari qadla dan qadar adalah bersumber dari Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
Enam elemen inilah yang menjadi dasar ajaran semua utusan. Elemen-elemen inilah yang nantinya menjadi penjaga dalam setiap tindakan seorang muslim. Orang yang dalam hatinya terdapat enam elemen ini bisa disebut sebagai mukmin. Sebaliknya orang yang hatinya belum ada enam elemen ini maka dia bukan mukmin.
Islam
Hadits di atas juga dijadikan dalil para ulama sehingga sepakat bahwa rukun Islam hanya ada lima.
- Syahadat (bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah)
- Shalat (mendirikan shalat lima waktu dalam satu hari satu malam)
- Zakat (zakat individual dan zakat finansial)
- Puasa (satu bulan ramadhan penuh setiap tahunnya)
- Haji (ritual yang hanya diwajibkan satu kali seumur hidup bagi muslim yang mampu menjalankannya)
Seluruh ummat muslim di belahan dunia manapun sepakat dengan kelima rukun islam ini. Tidak ada perselisihan yang mendasar dalam rukun islam. Adapun perselisihan yang terjadi dalam kalangan ummat muslim hanya di masalah teknis saja.
Jika Islam di maknai secara umum, yaitu apa-apa yang turun kepada Nabi Muhammad -sholallahu ‘alaihi wasallam- dari syariatnya, maka telah mencakup makna Iman juga di dalamnya. dan apabila di maknai secara khusus, yaitu amalan anggota badan, maka Iman tidak termasuk ke dalamnya.
Maka ada istilah “Iman dan Islam. jika berpisah maka berkumpul, dan jika berkumpul maka berpisah.” yaitu jika Islam dan Iman berada pada pembahasan masing-masing, penyebutan Islam saja berarti telah mencakup juga Iman ke dalamnya. dan penyebutan Iman saja berarti telah mencakup Islam di dalamnya. karena tidak ada orang yang beriman akan tetapi tidak islam. dan bukan di sebut orang islam jika mengaku islam akan tetapi tidak beriman, sebagaimana orang munafiq. karena hal seperti itu tidak menyelamatkan yang bersangkutan dari api neraka.
Adapun Iman dan Islam jika berkumpul, maka setiap satu dari ke duanya memiliki makna masing-masing. dalam hal ini Iman tidak mencakup Islam dan juga sebaliknya.
Ihsan
Ihsan berasal dari kata حَسُنَ yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah اِحْسَانْ, yang artinya kebaikan.
(al-Isra’:7)……إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
(al-Qashas:77)……وَأَحسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيكَۖ
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.
Ketiga inti ajaran inilah yang menjadi sebuah kesempurnaan dalam hidup seorang muslim. Muslim yang selalu beriman akan mendapat ketenangan dalam hatinya, muslim yang menjaga rukun islam akan selalu dekat dengan tuhannya dan muslim yang selalu berihsan akan selalu baik dalam hubungan dengan lingkungannya.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu beriman, berislam dan berihsan sampai akhir hayat nanti. Amin.
———————————————
Berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment