Pages

Thursday, March 24, 2011

Penghijrahan


Oki Setiana Dewi: Muslimah yang Hendak Melukis Pelangi
“Saya, Oki Setiana Dewi. Panggil saya Oki.” Perkenalan diri yang akrab dan bersahabat. Disela-sela kesibukannya di lokasi shooting sinetron Ketika Cinta Bertasbih part 2 yang tayang Maret 2011, Oki meluangkan waktunya. Berbagi cerita akan sepenggal kisah dari kehidupannya sebagai muslimah kelahiran Batam tanggal 13 Januari, 22 tahun yang lalu.

Terdidik di Keluarga Sederhana
Terlahir dari keluarga sederhana, Oki merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan. Ayah Oki bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ibu yang fokus mengurus ia dan adik-adiknya (ibu rumah tangga). Muslimah berdarah Palembang-Jawa itu, sejak kecil telah diajarkan untuk terbiasa hidup prihatin. Ia dan adik-adiknya tidak dibesarkan dalam kehidupan materi berlimpah. Untuk membeli baju baru hanya ketika lebaran tiba. Sepatu pun harus berkali-kali diperbaiki hingga jebol, baru kemudian dibelikan yang baru. Karena ia adalah anak tertua, Oki punya kebiasan membagi “warisan” kepada adik-adiknya. Yaitu baju atau barang miliknya yang masih bagus tapi sudah tak terpakai lagi. “Adik-adik saya paling suka sekali kalau saya sudah berteriak warisan! warisan! Itu artinya baju-baju saya bisa mereka pakai,” ujar Oki mengenang. Namun, kondisi itu tak menghilangkan sedikit pun kebahagiannya. Bahkan, memacu Oki untuk kreatif dalam mencari tambahan uang. Beragam cara dilakukan. Mulai dari membuka perpustakaan di rumah dan menyewakan buku-bukunya, hingga mengikuti berbagai ajang lomba yang menawarkan hadiah. Salah satu lomba yang sering dikuti Oki adalah peragaan busana (fashion show). Hal itu terus terbawa hingga masa remajanya. Tak hanya di dunia fashion show, berbagai prestasi di sekolah maupun di bidang lain telah diraihnya. Hingga koran-koran lokal di kotanya sering menampilkan Oki sebagai sosok remaja berprestasi. “Saya jadi MC, memperagakan busana dan segala macam. Bahkan khusus untuk lomba-lomba fashion show, saya sampai dilarang untuk mengikutinya lagi. Karena semua lomba tersebut sudah saya menangkan,” lanjut Oki bercerita.

Titik Balik untuk Berhijrah
Pada usia 16 tahun, Oki memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya ke Jakarta. Saat itu ia beranggapan Kota Jakarta dapat menjadi jalan baginya meraih kesuksesan. Oki pun melanjutkan sekolah di SMA 1 Depok. Berbagai casting untuk mendapatkan peran di sinetron atau film pun mulai menyibukkan hari-harinya. Tujuan Oki saat itu hanya satu, ingin berhasil menjadi bintang. Tetapi, Allah berkehendak lain. Tak hendak melihat hamba-Nya semakin jauh dari jalan yang diridhai-Nya, Ia pun memberikan Oki suatu pengalaman berkesan. Membuat Oki sejenak berhenti dari rutinitas duniawi dan memikirkan ulang makna serta tujuan hidup. Oki mendapat kabar bahwa ibunya menderita penyakit parah. Yaitu penyakit Basillus fulgaris, sejenis penyakit kulit yang sangat langka. Membuat penderitanya memiliki jaringan kulit yang rapuh. Ketika membuka baju saja, kulit di tubuh bisa ikut terangkat. Ibu Oki kemudian mendapatkan perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Jakarta. Selama merawat ibunya itu, Oki sadar bahwa keinginan hidup yang ia kejar selama ini bukanlah hal penting. Ia ingin ibunya sembuh. Apalagi ketika banyak yang mengatakan harapan hidup ibunya terbilang kecil. Semakin kuat tekad Oki untuk kesembuhan ibunya. “Semua orang mengatakan bahwa ibu saya tidak bisa sembuh lagi. Tidak bisa tertolong. Itulah yang membuat saya berfikir dan sadar bahwa ada Allah yang 24 jam menemani saya. Tempat mengadu dan sebaik-baiknya penjaga.” Ia pun mengadukan semua keluh kesah dan pintanya itu kepada Allah. Dan bertekad untuk memakai jibab, penutup tubuh muslimah. Simbol kepatuhan mutlak seorang hamba kepada khaliknya. Jilbab juga menjadi langkah awal bagi Oki untuk berubah. Semakin memahami Islam tak sekadar kulitnya. “Memang sejak kecil saya selalu shalat lima waktu, mengaji, tapi itu hanya sebatas rutinitas. Yang kalau tidak dilaksanakan rasanya ada yang kurang, namun saya tidak memaknai dengan mendalam,” ungkap Oki. Doanya dikabulkan. Ibu Oki memperoleh kesembuhan. Oki pun dengan mantap menjalankan niatnya untuk memakai jilbab dan meninggalkan dunia entertainment yang selama ini ia kejar. Titik balik untuk berhijrah telah dimulai.

Ketika Cinta Bertasbih
Sejak saat itu hingga kini, enam tahun telah berlalu. Oki melanjutkan kuliahnya di Universitas Indonesia (UI) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya angkatan 2007. Tetap dengan segudang prestasi, seperti mahasiswa terbaik UI dari 4.000 mahasiswa baru saat masa orientasi, mahasiswa terbaik tingkat fakultas, dan nilai IP yang cumlaude. Oki pun menjadi kandidat untuk melanjutkan pendidikan ke Belanda. Selain aktif di BEM, ia juga mengikuti lembaga dakwah kampus (SALAM UI) dan FORMASI (forum amal dan studi Islam). Termasuk mengajar di pengajian anak-anak dan ibu-ibu. Hanya saja, ujian dari dunia entertainment tak lelah menghampirinya.Salah satunya Oki mendapat tawaran menjadi peran utama dalam satu FTV (film sinetron) tanpa casting. Tapi syaratnya ia harus melepas jilbab yang dikenakan. Tentu saja Oki menolak tawaran tersebut. Walaupun saat itu ia sebenarnya sangat membutuhkan biaya yang besar untuk perawatan sakit ibu dan sekolah adik-adiknnya. “Saya selalu percaya Allah yang Maha Kaya. Allah yang memberikan pekerjaan pada saya bukan manusia, hingga akhirnya saya tetap bertahan dengan jilbab saya,” ujar Oki. Ia sadar bahwa keputusannya itu semakin menjauhkannya dari karir di dunia entertainment. Ia pun belajar untuk melupakan impian tersebut. Tapi, lagi-lagi Allah menunjukkan kekuasaannya. Keyakinan Oki akan rezeki tak salah. Pada tahun 2008, Oki memperoleh peran utama sebagai Anna Altafunnisa di film Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Karirnya di dunia entertainment pun semakin cemerlang terutama ketika ia dinobatkan sebagai aktris terbaik pilihan dewan juri Indonesian Movie Award (AMI), Mei 2010. “Ketika saya memegang piala dalam hati saya berkata, lihat saya berjilbab dan saya bisa berprestasi. Dulu saat saya memutuskan berjilbab, banyak orang berpandangan sinis. Mengatakan bahwa saya tidak akan bisa jadi apa-apa. Tapi, kini saya telah membuktikan bahwa ketika kita menuju Allah, maka Allah akan menguji kita dan menunjukkan kehidupan yang penuh keberkahan,” ujar muslimah yang bercita-cita melanjutkan kuliah magisternya di psikologi perkembangan anak itu.

Melukis Pelangi, Catatan Seorang Muslimah
Berharap semua kisah hidupnya itu dapat menginspirasi banyak muslimah lainnya, Oki pun menulis sebuah buku yang diberi judul “Melukis Pelangi, Catatan Seorang Muslimah”. Buku yang mulai beredar di bulan Maret 2011 ini, merupakan memoar kisah hidup Oki dari awal ia meniti kariri di dunia entertainment hingga sekarang. Ini adalah salah satu upaya Oki untuk berbagi (share) bagi orang-orang di sekitarnya. “Kebahagiaan terbesar itu ketika kita bisa berbagi. Ketika bisa melihat orang yang diberi bahagia, kita juga akan merasa bahagia. Berbagi itu membuat kita lebih bahagia,” ujarnya menutup perbincangan. (Penulis: Neni Nur Fauziah/Suhendri Cahya Purnama-2011)


Penghijrahan yang paling indah adalah ketika dirimu berlari mengejar cinta TUHANmu......
Jangan takut untuk berhijrah .................. =)

Sunday, March 20, 2011

Kerna Hati bicara.....


Bismillahiramanirahim


Alhamdulillah, syukur segala kurniaan ALLAH SWT. Rahmat dan kasih sayangNYA tidak pernah putus putus buat kita, hambaNYA yang terlalu kerdil dan lemah. Hanya kepada ALLAH tempat penggantungan dan pengharapan. Tatkala diri dilanda kesempitan dan kesedihan, hanya kalam suci dari ALLAH SWT sebagai pengubatnya. Moga diri ini sentiasa berlapang dada dalam menempuh badai dan ombak sepanjang perjalanan kehidupan.

'Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan' (94: 5 & 6)
Hati saya dilanda seribu kegusaran apabila melihat 'bidadari' kesayangan saya ini. Jutaan terima kasih saya ucapkan buat insan insan istimewa yang sudi singgah dan meninggalkan sedikit pesanan pada 'bidadari' saya ini. Saya begitu gusar jika kalian tidak mendapat apa apa sepanjang persinggahan kalian bersama 'bidadari' ini. Berterus terang saya mengatakan bahawa saya ini bukanlah insan yang hebat untuk menulis. Tulisan saya hanya sekadar perkongsian pengalaman dan nukilan hati yang diilhamkan ALLAH SWT. Saya tidak pandai menulis sesuatu artikel ilmiah atau agama berserta dalil dan fakta sekali. Ilmu yang berkumpul di dada ini terlalu sedikit. Saya juga tidak pandai menulis dengan gaya bahasa puitis dan indah. Cukup sekadar tulisan saya adalah cetusan rasa yang lahir dalam diri ini.

Hanya hati yang suci mampu menyucikan hati hati yang lain

Ya, mungkin hati ini belum benar benar suci untuk menghasilkan tulisan yang benar benar padat dan berisi cuma harapan saya setiap buah fikiran yang terhasil pada 'bidadari' saya ini bisa membawa hati hati kembali mengingati pemilik yang hakiki iaitu ALLAH SWT. Saya hanyalah seorang insan biasa yang bernama Asiah Yusro. Tidak ada apa apa yang istimewa. Alhamdulillah, saya masih bisa berjalan di muka bumi dengan dua kaki kurniaan ALLAH, saya masih boleh melihat dunia yang penuh tipu daya dengan mata yang saya harapkan dihijabkan ALLAH SWT daripada melihat sesuatu yang mungkar dan saya juga masih bisa mendengar kicauan burung yang indah sebagai tanda kekuasaan ALLAH SWT dengan telinga ini. Malah saya masih punya lidah yang membantu saya berbicara namun saya cukup takut andai organ yang tidak bertulang ini hanya pandai menuturkan bait bait indah dalam bicara namun tidak bisa melaksanakannya.

Kehadiran 'bidadari' saya ini cukup membuatkan saya bersyukur kepada ALLAH SWT. Bidadari ini ibarat 'open diary' dalam kanvas kehidupan saya. Setiap lakaran yang dilukiskan dalam kehidupan saya dikongsikan bersama bidadari ini. Saya tidak berasakan bahawa saya ini seorang penulis kerana diri ini terasa tidak layak mendapat 'mandat' sedemikian. Saya lebih menyukai kesantaian pada setiap entri yang terhasil kerana saya cukup takut apa yang ingin disampaikan berbeza dengan pemahaman mereka yang membacanya. Dengan penuh rasa kesyukuran, ingin saya kongsikan perjalanan yang cukup indah, Lawatan Kasih Nisa Sepanggar ke Hospital Likas pada 20 Mac 2011 pada 'bidadari' kesayangan saya ini. ;)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lawatan Kasih Nisa Sepanggar dan Yayasan AMAL 2011

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Bibir tidak henti henti mengucap syukur kepada ALLAH SWT atas peluang dan rezeki yang diberikan untuk bertemu insan insan istimewa ini. Pada mulanya, sesi lawatan ini hanya satu impian buat ahli Nisa Sepanggar. Apatahlagi usia Nisa Sepanggar yang baru setahun jagung. Namun, kita hanyalah manusia biasa yang merancang dan ALLAH sahajalah penentu segalanya. Lawatan Kasih ke wad perubatan kanak kanak berjaya direalisasikan dengan izinNYA. Biarpun secara 'adhoc' menjadi bidan terjun dalam menguruskan program ini namun kemudahan diberikan oleh ALLAH SWT. InshaALLAH, Nisa Sepanggar akan meneruskan aktiviti aktiviti kemasyarakatan sebagai tanda saling menyayangi kerana ALLAH SWT.


Kanak kanak dan ibu bapa ini adalah insan pilihan ALLAH SWT. Bukankah ALLAH SWT telah menitipkan pesanan bahawa:

"Adakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan kami telah beriman dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang orang sebelum mereka, maka ALLAH pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang dusta". (29: 2& 3)
Ujian kesakitan, kesusahan, bencana dan sebagainya adalah penilaian buat hamba hambaNYA. Malah, ALLAH SWT Maha Mengetahui kemampuan hamba hambaNYA. Maka, bersyukurlah dengan ujian dari ALLAH SWT. Sesungguhnya lawatan ini menimbulkan berjuta rasa keinsafan dan kesyukuran dalam diri kerana biarpun diri ini juga pernah diuji dengan kesakitan namun kesakitan itu masih bisa ditanggung sedangkan masih ada insan insan lain yang menerima ujian lebih hebat daripada ALLAH SWT.

“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya.” (Riwayat Muslim)

Dari Sa’id bin Abi Waqqash RA , dia berkata: “Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cubaannya?” Beliau menjawab: “Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cubaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cubaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya.” (Riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimy dan Ahmad)


“Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhuatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya”. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Seorang ibu yang begitu tegar menjaga anak di hospital... ana sayang ummi!


Si kecil yang punya ruh perjuangan tinggi melawan kesakitan


Anak kecil yang begitu bijak, mudah menjawab soalan yang diberikan, inshaALLAH membesar menjadi yang soleh


Anak bongsu ... Asiah Yusro Junior :D



Wajah yang sentiasa bersyukur dengan nikmat ALLAH =)



Si comel Ulfah, bakal pewaris perjuangan ummi dan Abi =)


Monologku: Diri ini bukanlah Asiah di zaman Firaun dan Musa, tetapi jadikanlah diriku Asiah yang mantap akidahnya di zaman pancaroba kini.....

Tuesday, March 8, 2011

Ummiku sayang.....





Lagu kegemaran..... ditujukan buat ibu tercinta, diri sendiri yang bakal jadi ibu, insan insan yang dihormati iaitu Ustazah Meri Yusnita dan Ustazah Noraslina serta srikandi srikandi pilihan ALLAH SWT yang berazam menjadi wanita pembangun ummah... melahirkan pejuang pejuang agama ALLAH SWT ...


UMMIKU Sayang

Memancar sang suriamenyinar cahayanya
begitulah berseri
wajah ummi ku sayang


Aku sayang ummi
ummi ku sayang ummi
sayang sayang ummi
ummi ku sayang




Walaupun ummi letih
mengasuh kami ini
namun masih tersenyum
menyejukkan hati


Aku sayang ummi
ummi ku sayang ummi
sayang sayang ummi
ummi ku sayang



Bila pulang sekolah
ummi sambut kami
sembahyang sama ummi
alhamdulillah


Aku sayang ummi
ummi ku sayang ummi
sayang sayang ummi
ummi ku sayang


Ummi ku sayang kaulah serikandi
berkorban selalu untuk kami
ummi ku sayang kau ibu mithali
semoga ALLAH kan berkati

Aku sayang ummi
ummi ku sayang ummi
sayang sayang ummi
ummi ku sayang



Memancar sang suria
menyinar cahaya nya
begitulah berseri
wajah ummi ku sayang


Aku sayang ummi

ummi ku sayang ummi
sayang sayang ummi
ummi ku sayang