“Dikit-dikit dibilang bid’ah, dikit-dikit bid’ah? mau baca surat Yasin tiap malam Jumat dibilang bid’ah, mau dzikir 7777 kali tiap malam Rabu Pahing dibilang bid’ah, ini bid’ah, itu bid’ah. Kalo begitu pergi haji pake unta aja kayak zaman Nabi, pesawat kan ga ada di zaman Nabi, itu bid’ah pakai pesawat…”
Komentar di atas adalah komentar orang yang belum mengerti hakikat bid’ah. Padahal memahami bid’ah sama pentingnya dengan memahami sunnah, sebagaimana pentingnya memahami syirik lawan dari tauhid.
Pengertian bid’ah secara ringkas
Sebelumnya ada baiknya kita mengetahui apa itu bid’ah. Sebenarnya untuk lebih memahami bid’ah maka butuh pemahasan yang agak panjang dengan berbagai jenis dan macam serta kaidah-kaidahnya. Akan tetapi kami bawakan pejelasan ringkasnya agar lebih memahami judul dari tulisan ini.
Bid’ah secara ringkas adalah:
Pakar Bahasa Al-Fairuz Abadi rahimahullah berkata mengenai pengertian bid’ah,
الحدث في الدين بعد الإكمال
“Suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna “1
atau
ما أحدث في الدين من غير دليل
“Sesuatu yang baru (dibuat-buat) dalam masalah agama tanpa adanya dalil.”2
Dan pengertian yang cukup lengkap sebagaimana dijelaskan Ast-Syathibi dalam kitab Al-I’tisham (kitab yang membahas seluk-beluk bid’ah). Beliau menjelaskan bid’ah adalah:
طريقة في الدين مخترعة، تضاهي الشرعية يقصد بالسلوك عليها المبالغة في التعبد لله سبحانه
“Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah .”
Definisi di atas adalah untuk definisi bid’ah yang khusus ibadah dan tidak termasuk di dalamnya adat (tradisi). Adapun yang memasukkan adat (tradisi) dalam makna bid’ah, mereka mendefinisikan bahwa bid’ah adalah
طريقة في الدين مخترعة، تضاهي الشرعية، يقصد بالسلوك عليها ما يقصد بالطريقة الشرعية
Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah).3
Bid’ah adalah dalam urusan agama saja
Dari berbagai penjelasan ulama mengenai pengertian bid’ah, sudah jelas bahwa bid’ah adalah dalam urusan agama bukan urusan dunia.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْأَحْدَثَفِىأَمْرِنَاهَذَامَالَيْسَمِنْهُفَهُوَرَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.”4
Demikian juga penjelasan ulama yang lain.
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata mengenai bid’ah,
مَنْاِخْتَرَعَفِيالدِّينمَالَايَشْهَدلَهُأَصْلمِنْأُصُولهفَلَايُلْتَفَتإِلَيْهِ
“Siapa yang membuat-buat perkara baru dalam agama lalu tidak didukung oleh dalil, maka ia tidak perlu ditoleh.”5
Beliau juga berkata,
أصلهاماأحدثعلىغيرمثالسابق،وتطلقفيالشرعفيمقابلالسنّةفتكونمذمومة
“ (Bid’ah) Asalnya adalah apa-apa yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya dan dimutlakkan dalam syariat (agama) yang menyelisihi sunnah sehingga menjadi tercela.”6
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata mengenai bid’ah,
فكلُّمنأحدثشيئاً،ونسبهإلىالدِّين،ولميكنلهأصلٌمنالدِّينيرجعإليه،فهوضلالةٌ،والدِّينُبريءٌمنه،وسواءٌفيذلكمسائلُالاعتقادات،أوالأعمال،أوالأقوالالظاهرةوالباطنة.
“Setiap yang dibuat-buat lalu disandarkan pada agama dan tidak memiliki dasar dalam Islam, itu termasuk kesesatan. Islam berlepas diri dari ajaran seperti itu termasuk dalam hal i’tiqad (keyakinan), amalan, perkataan yang lahir dan batin.”7
Bid’ah bukan dalam urusan dunia
Mereka yang tidak paham mungkin rancu dengan istilah bid’ah secara bahasa. Secara bahasa bid’ah adalah segala sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya. Jadi pesawat, HP dan laptop di zaman ini adalah bid’ah secara bahasa, bukan pengertian bid’ah dalam syariat.
Pengertian bid’ah secara bahasa adalah:
أنشأه على غير مِثَال سَابق
Membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. 8
Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala,
بَدِيعُالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِ
“Allah Pencipta (Badii’) langit dan bumi.” ( Al Baqarah: 117)
Yaitu mencipta (membuat) tanpa ada contoh sebelumnya.
Juga firman-Nya,
قُلْمَاكُنْتُبِدْعًامِنَالرُّسُلِ
“Katakanlah: ‘Aku bukanlah yang membuat bid’ah di antara rasul-rasul’.” (Al Ahqaf: 9)
Muhammad Al-Ruwaifi’ Al-Irfiqiy menjelaskan,
أي ما كنت أول من أرسل، قد أرسل قبلي رسل كثير
“Maksudnya aku bukanlah Rasul pertama yang diutus, sesungguhnya telah diutus sebelumku banyak rasul.”9
Jadi jelaslah bahwa pergi haji dengan naik pesawat bukanlah hal bid’ah dalam agama sebagimana pengertian bid’ah secara syariat. Akan tetapi pesawat adalah bid’ah dalam bahasa (penemuan baru yang tidak ada contoh sebelumnya). Dan macam-macam transportasi adalah masalah dunia. Begitu juga dengan perkara dunia yang lainnya.
Semoga bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Perpus FK UGM, 7 Rabi’ul Awwal 1434 H
—
Penulis: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslim.or.id
1 Al-Qamus Al-Muhith hal. 702, Mu’assasah Risalah, Beirut, cet. VIII, 1426 H, Syamilah
2 Qawa’id Ma’rifatil Bida’ hal. 8, syamilah
3 AI-I’tisham hal 51-52, Dar Ibnu Affan, Saudi, cet. I, 1412 H, Syamilah
4 HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718
5 Fathul Bari 5/302, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah
6 Fathul Bari 4/532, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah
7 Jami’ Al-‘Ulum wal Hikam 2/128, Mu’assasah Risalah, Beirut, cet. VII, 1422 H, syamilah
8 Al-Mu’jam Al-Wasith, 1/43, Majma’ Al Lugah Al ‘Arabiyah, Darud Dakwah, Syamilah
9 Lisanul Arab 8/6, Dar Shadir, Beirut, cet. III, 1414 H, Syamilah
1 Al-Qamus Al-Muhith hal. 702, Mu’assasah Risalah, Beirut, cet. VIII, 1426 H, Syamilah
2 Qawa’id Ma’rifatil Bida’ hal. 8, syamilah
3 AI-I’tisham hal 51-52, Dar Ibnu Affan, Saudi, cet. I, 1412 H, Syamilah
4 HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718
5 Fathul Bari 5/302, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah
6 Fathul Bari 4/532, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah
7 Jami’ Al-‘Ulum wal Hikam 2/128, Mu’assasah Risalah, Beirut, cet. VII, 1422 H, syamilah
8 Al-Mu’jam Al-Wasith, 1/43, Majma’ Al Lugah Al ‘Arabiyah, Darud Dakwah, Syamilah
9 Lisanul Arab 8/6, Dar Shadir, Beirut, cet. III, 1414 H, Syamilah
Dari artikel 'Bid’ah Bukan Dalam Urusan Dunia — Muslim.Or.Id'
0 comments:
Post a Comment