Pages

Sunday, April 7, 2013

Urgensi Shalat sebagai Amalan Utama




1. Sebaik-baik Amalan
Tidak disangsikan lagi bahwa permasalahan ibadah merupakan inti ajaran Islam. Syari’at Islam sangat memperhatikan permasalahan ini, karena ibadah merupakan perwujudan aqidah seseorang. Dan Allah SWT menjadikannya sebagai tujuan penciptaan manusia. Sebagaimana telah dijelaskan dalam firmanNya,
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.”(QS.Adz-Dzariyat: 56)

Diantara ibadah yang agung dan penting ialah shalat. Karena shalat merupakan amalan terbaik seorang hamba kepada Allah SWT. Rasulullah Sallalaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Istiqamahlah, dan kalian tidak akan mampu beristiqamah dengan sempurna. Ketahuilah, sebaik-baik amalan kalian ialah shalat. Dan tidaklah menjaga wudhu, kecuali seorang mukmin.” [HR. Ibnu MajahAhmad, Addarimiy)

Terlebih lagi, shalat telah diwajibkan Allah terhadap kaum mukminin. Sehingga sudah selayaknya kita memperhatikan masalah ini, dan berharap agar kita dapat menunaikannya secara sempurna.

2. Urgensi Shalat dalam Islam
Shalat menempati kedudukan yang tinggi dalam Islam. Dia merupakan rukun kedua setelah syahadatain, dan berfungsi sebagai tiang agama. Rasulullah Sallalaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ
Pemimpin segala perkara (agama) ialah Islam (syahadatain), dan tiangnya ialah shalat.” [HR Tirmidzi, Ahmad) Tirmidzi berkata: “Ini hadits hasan shohih”.

Seluruh syariat para rasul menganjurkan dan memotivasi umatnya untuk menunaikan shalat, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT, yang menjelaskan do’a Nabi Ibrahim Alaihissallam :
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak-cucuku, orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankan do'aku.” [QS. Ibrahim:40].

Dan mengisahkan Nabi Ismail Alaihissallam yang menyuruh ahlinya untuk shalat. Allah SWT berfirman:
وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بَالصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا
Dan ia menyuruh ahlinya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabbnya.” [QS. Maryam :55]

Demikian juga menyampaikan berita kepada Nabi Musa Alaihissallam untuk mendirikan shalat:
إِنَّنِى أَنَا اللهُ لآإِلَهَ إِلآأَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” [QS.Thaha :14]

Begitu pula Allah SWT berfirman tentang Nabi Isa Alaihissallam  dan menceritakan nikmat yang diperolehnya dalam Al Qur’an:
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَاكُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ مَادُمْتُ حَيًّا
Dan Dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” [QS.Maryam :31].

Bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengambil perjanjian Bani Israil untuk menegakkan shalat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِى إِسْرَاءِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُو الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” [QS. Al Baqarah :83]

Demikian juga Allah SWT memerintahkan hal itu kepada Nabi Muhamad Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dijelskan dalam firmanNya:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَنَسْئَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” [QS. Thaha:132].

Demikian tinggi kedudukan shalat dalam Islam, sampai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikannya sebagai pembeda antara mukmin dan kafir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
Perjanjian antara aku dan mereka adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan nya, maka dia telah berbuat kekafiran.” [HR. Tirmidzi dan An Nasa’i) dengan sanad yang shahih.

Memang, seseorang yang meninggalkan shalat, akan lebih mudah meninggalkan yang lainnya. Kemudian terputuslah hubungannya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.



Wallahu’alam

0 comments:

Post a Comment