Para pembaca yang budiman, tidak diragukan lagi bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam adalah manusia terbaik yang Alloh utus untuk umat ini. Peri kehidupan beliau adalah teladan bagi kaum muslimin. Alloh menegaskan hal ini dalam firman-Nya :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Oleh karena itu selayaknya bagi seorang muslim untuk mencontoh perikehidupan beliau dan berusaha untuk melaksanakan apapun yang diwasiatkan oleh beliau, sehingga bisa menjadi seorang muslim yang kaffah. Diantara yang memuat wasiat beliau adalah sabdanya :
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا ، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Alloh dimanapun kamu berada, ikutilah perbuatan-perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik, niscaya ia dapat menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi).
Makna Hadits
Wasiat pertama : Takwa
Untuk mendapatkan ketakwaan, seorang muslim harus berusaha untuk melaksanakan perintah-perintah Alloh dan menjauhi segala larangan-Nya. Tidak hanya itu, doa pun harus senantiasa didengungkan, agar mendapatkan ketetapan dalam meraih ketakwaan. Dalam sebuah hadits Rosululloh mengajarkan sebuah doa untuk bisa mencapai ketakwaan.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Diantara keutamaan orang yang bertakwa adalah :
- Takwa dapat membuahkan kebahagiaan untuk menggapai surga.
- Takwa merupakan pembuka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi, sebagaimana disebut dalam surat Al-A’rof : 96.
- Takwa salah satu solusi dari segala kesulitan dan kesempitan, bahkan untuk orang yang bertakwa Alloh akan menggiring kepada rizki yang tidak disangka-sangka dan tidak terlintas dalam hatinya (lihat surat Ath-Tholaq: 2-3)
- Takwa salah satu sebab untuk mendapatkan kemudahan dalam urusan (Lihat surat Ath-Tholaq : 4), dan masih banyak lagi keutamaannya yang tidak bisa disebutkan disini.
Wasiat kedua : Mengikuti perbuatan yang buruk dengan perbuatan yang baik
Para pembaca yang budiman, potongan kedua dari hadits di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang seorang hamba melakukan suatu kelalaian. Bilamana hal itu terjadi, maka hendaknya ia segera mengerjakan amal sholih karena amal sholih dapat menghapus kesalahan yang telah ia kerjakan. Alloh berfirman yang artinya : "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114).
Tapi perlu diperhatikan bahwasanya amal sholih dapat menghapuskan dosa-dosa kecil saja, karena dosa besar hanya bisa diampuni dengan taubat. Bahkan sebagian ulama memperketat lagi dan mengatakan bahwa menjauhkan diri dari dosa-dosa besar merupakan syarat dalam penghapusan dosa-dosa kecil. Sebab, jika amal sholih tersebut dapat menghapuskan dosa-dosa besar maupun kecil maka taubat menjadi tidak diperlukan lagi, padahal sebagaimana yang kita ketahui bahwa taubat itu wajib; dan jika dikatakan hal tersebut wajib, maka harus dilaksanakan dengan niat yang bulat.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda :
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
“Sholat yang lima waktu, dari jum’at ke jum’at berikutnya, dan dari romadon ke romadhon berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa diantaranya jika dia menjauhkan diri dari dosa-dosa besar” (HR. Muslim)
Wasiat ketiga : Akhlak yang baik terhadap manusia
Selain ibadah yang merupakan hubungan manusia dengan Alloh, manusia juga terhubung dengan manusia yang lainnya. Dalam khazanah keislaman, hal ini disebut dengan hablun minannas. Akhlak yang baik adalah perekat hubungan antara manusia. Begitu pentingnya akhlak yang baik, sehingga Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam mengaitkannya dengan surga. Suatu ketika beliau ditanya oleh para sahabat : “Apakah yang paling banyak memasukkan manusia kedalam surga?” beliau shollallohu ‘alaihi wasallam menjawab:
تَقْوى اللَّهِ وَحُسنُ الخُلُق
Untuk lebih mengetahui definisi “husnul khuluq” marilah kita lihat beberapa perkataan para ulama tentang hal tersebut, antara lain :
- Imam Ahmad bin Hambal berkata yang artinya : “husnul khuluq adalah hendaknya kamu mampu menahan marah dan janganlah kamu iri dengki”
- Abdulloh bin Mubarok, salah seorang Tabiut Tabi’in berkata :
حُسْنُ الْخُلُقِ هُوَ طَلاقَةُ الْوَجْهِ وَبَذْلُ الْمَعْرُوْفِ وكَفُّ الأَذَى
“Husnul khuluq adalah bermuka seri, memberi yang terbaik ( baik ucapan maupun perbuatan ) dan menjauhkan diri dari mengganggu ( kepada orang lain baik ucapan maupun perbuatan )."
Dan untuk mendapatkan akhlak yang mulia seorang muslim hendaknya mempelajari sejarah kehidupan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, mencontoh dan meneladani akhlak beliau karena beliaulah manusia dengan akhlak terbaik, sebagaimana Alloh telah memuji beliau dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Penutup
Para pembaca yang budiman, itulah wasiat agung yang disabdakan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, dimana ketika seorang muslim mengamalkannya –insya Alloh- orang tersebut akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Mudah-mudahan kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang Alloh mudahkan untuk mengamalkannya. Nas-alullah attaufiq wassadad.
0 comments:
Post a Comment