Pages

Sunday, April 7, 2013

Anjuran Menyambung Silaturahim



Allah SWT menciptakan manusia dari jasad yang satu yaitu Adam as, yang merupakan nenek moyang seluruh manusia. Dan dari padanya pula, Allah SWT menciptakan Hawa sebagai pasangan yang menemaninya. Lalu dari keduanya Allah SWT memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Sehingga menjadi bersuku-suku dan berbangsa bangsa, dengan aneka ragam bahasa, budaya, dan warna kulit.

Disadari atau tidak, manusia merupakan makhluk sosial, di mana antara yang satu dengan yang lainnya saling bertinteraksi.
Maka menyambung silaturahim merupakan anjuran yang mesti di jaga dengan sebaik-baiknya. Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambahwa beliau bersabda:

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْ خَلْقِهِ قَالَتْ الرَّحِمُ هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنْ الْقَطِيعَةِ قَالَ نَعَمْ أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ قَالَتْ بَلَى يَا رَبِّ قَالَ فَهُوَ لَكِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ. أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

Sesungguhnya Allah menciptakan seluruh makhluk. Sampai ketika Allah selesai menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berkata, “Inikah tempat bagi yang berlindung kepadanya dari terputusnya silaturahim?’ Allah menjawab, “Benar. Tidakkah kamu senang kalau Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang memutuskanmu?” Rahim menjawab, “Tentu, wahai Rabb.” Allah berfirman, “Kalau begitu itulah yang kamu miliki.” Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian mau, maka bacalah ayat berikut ini: “Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa maka kalian akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan kalian? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23). (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengabarkan kepada kita bahwa balasan disesuaikan dengan jenis amalan.
Karenanya, siapa saja yang menyambung hubungan silaturahim maka Allah SWT juga akan menyambung hubungan dengannya.
Dan di antara bentuk Allah SWT menyambungnya adalah, Dia akan menambah rezekinya, menambah umurnya, dan senantiasa memberikan pertolongan kepadanya.

Dalam hadits yang bersumber dari Anas bin Malik radhiallahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari)

Karenanya Islam menganjurkan untuk menyambung silaturahim dan memperingatkan agar jangan sampai ada seorang muslim pun yang memutuskan hubungan ini.

Dan yang dimaksud dengan menyambung tali hubungan silaturahim, yaitu menyambung hubungan ketika hubungan itu terputus. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang bersumber dari  Abdullah bin ‘Amr ra dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
Orang yang menyambung silaturrahim bukanlah orang yang membalas, akan tetapi orang yang menyambung silaturrahim adalah orang yang menyambungnya ketika dia itu terputus.” (HR. Bukhari)

Jelaslah bahwa dalam hadits tersebut di atas  Rasulullah shalllallahu alaihi wasallam mengabarkan kepada kita bahwa bukanlah dikatakan menyambung silaturahm ketika seorang membalas kebaikan orang yang berbuat kebaikan kepadanya, yakni menyambung hubungan dengan orang yang senang kepadanya. Akan tetapi yang menjadi hakikat dari pada menyambung silaturahm adalah ketika dia membalas kebaikan orang yang berbuat jelek kepadanya atau menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan dengan dirinya.
Dalam hadits yang lain dijelaskan, yang bersumber dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang pernah berkata, “Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat. Saya selalu berupaya untuk menyambung silaturahim kepada mereka, tetapi mereka memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap mereka, tetapi mereka tak acuh kepada saya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
Jika benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti memberi makan mereka debu yang panas, dan selama kamu berbuat demikian maka pertolongan Allah akan selalu bersamamu.” (HR. Muslim)

Islam sangat menganjurkan untuk menyambung hubungan silaturahim dan menjaga tali ukhuwah Islamiyah dengan sebaik-baiknya. Dan Islam mengharamkan pemutusan tali hubungan silaturahim, saling menjauhi, dan semua perkara yang menyebabkan lahirnya perpecahan ukhuwah Islamiyah. Dalam hadits yang bersumber dari Jubair bin Muth’im radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Sallalaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ يَعْنِى قَاطِعَ رَحِمٍ .مُتَفَقٌ عَلَيهِ.
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan  (yakni memutuskan tali silaturahim)” (HR Bukhari dan muslim)

Oleh karena itu, siapa saja yang memutuskan hubungan silaturahimnya maka Allah juga akan memutuskan hubungan dengannya. Dan ketika Allah SWT sudah memutuskan hubungan dengannya maka Allah tidak akan perduli lagi dengannya, Allah akan menjadikannya buta dan tuli, dan menimpakan laknat kepadanya. Dan siapa yang mendapatkan laknat maka sungguh dia telah dijauhkan dari kebaikan dan rahmat Allah Ta’ala yang Maha Luas.

Wallahu’alam

0 comments:

Post a Comment