Apa pun yang kita kumpulkan, cepat atau lambat, pasti akan pergi. Harta yang kita simpan, kehormatan yang kita perjuang-kan, dan semua yang diakui sebagai milik sendiri selalu mencari jalan keluar dari genggaman kita.
Ibaratnya, arus sungai yang rindu akan lautnya.
Sekuat apapun bendungan menghadang, air akan menemukan celah untuk meneruskan tetesannya.
Atau, angin akan mengangkat mereka ke awan-awan tebal dan menjatuhkannya ke atas samudera.
Apa pun yang terjadi, semua itu akan pergi.
Jika toh mereka tak meninggalkan kita, suatu saat kitalah yang akan
meninggalkan mereka. Kita akan meninggalkan semua itu.
Karenanya, jangan terburu mengaku beruntung atas segunung harta atau
selangit kehormatan yang kita raih. Di saat semua itu pergi, tak selalu
pantas kita meratapinya sebagai kemalangan.
Maka, tak ada yang lebih baik selain selalu bersiap melepaskan.
Bagi bendungan, tekanan arus air adalah beban berat. Bagi kita, tumpukan
harta tak kalah beratnya. Maka, bila ia harus pergi, relakan kepergiannya.
Ini membuat hati jauh lebih lapang dan ringan.
Ibaratnya, arus sungai yang rindu akan lautnya.
Sekuat apapun bendungan menghadang, air akan menemukan celah untuk meneruskan tetesannya.
Atau, angin akan mengangkat mereka ke awan-awan tebal dan menjatuhkannya ke atas samudera.
Apa pun yang terjadi, semua itu akan pergi.
Jika toh mereka tak meninggalkan kita, suatu saat kitalah yang akan
meninggalkan mereka. Kita akan meninggalkan semua itu.
Karenanya, jangan terburu mengaku beruntung atas segunung harta atau
selangit kehormatan yang kita raih. Di saat semua itu pergi, tak selalu
pantas kita meratapinya sebagai kemalangan.
Maka, tak ada yang lebih baik selain selalu bersiap melepaskan.
Bagi bendungan, tekanan arus air adalah beban berat. Bagi kita, tumpukan
harta tak kalah beratnya. Maka, bila ia harus pergi, relakan kepergiannya.
Ini membuat hati jauh lebih lapang dan ringan.
0 comments:
Post a Comment