Di mana di cari seorang ukhti
yang siap untuk di jadikan istri
adakah calon mertua yang baik hati
sudi menerima calon mantu begini
sepenggal kata itu mungkin sedang mewakili hati seorang ikhwan yang sedang berjuang menghadapi calon mertua Meski sang ikhwan sudah sering melalui berbagai perjuangan semasa aktif di kampus tapi untuk yang satu ini ternyata jauh lebih sulit , Sang akhwat pun ternyata tidak lantas diam , dengan sigap membantu sang pujaan hatinya.maka hari yang di tunggu2 itu akhirnya datang juga, di mana sang ikhwan harus menghadapi lelaki setengah baya yang berada tepat di samping sang akhwat muda yang ingin di pinangnya.
Calon mertua :“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?
Ikhwan :“Iya, Pak"
Calon mertua:“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam?
(sambil menunjuk si akhwat.)
Ikhwan :“Ya Pak, sangat mengenalnya "” ( mencoba meyakinkan.)
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!
Ikhwan : ( tergagap,) “Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Itu serasa ‘membeli kucing dalam karung’ kan, aku tak mau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya. Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?(nada keras)
Ini situasi yang sulit. Sang akhwat mencoba membantu sang lelaki muda.
Akhwat : “Ayah, dia dulu aktivis lho.”
Calon mertua :“Kamu dulu aktivis ya?
Ikhwan :“Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di
Kampus,” (, percaya diri).
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama
istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo
rumahku ini kan?”
Ikhwan :“Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh berangkat.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?”
Akhwat : (membisik lagi, membantu), “Ayah, dia pinter lho.”
Calon mertua : “Kamu lulusan mana?”
Ikhwan :“Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus
terbaik di Indonesia lho Pak.”
calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?”
ikhwan :“Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak.”
calon mertua :“Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?”
Akhwat :(Bisikan itu datang lag)“Ayah dia sudah bekerja lho.”
Calon mertua :“Jadi kamu sudah bekerja?”
Ikhwan :“Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa danSumatera jualan produk saya Pak.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu.”
Ikhwan :“Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak
terlalu laku.”
Calon mertua :“Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau kerja saja nggak becus begitu?”
Akhwat : (Bisikan kembali) “Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya.”
Calon mertua :“Rencananya maharmu apa?”
Ikhwan :“Seperangkat alat shalat Pak.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf.”
Ikhawn :“Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang limapuluh juta Pak.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan
uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku.”
Akhwat :(Bisikan) “Dia jago IT lho Pak”
Calon mertua :“Kamu bisa apa itu, internet?”
Ikhwan :“Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak
saya nge-net.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan
anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata.”
Ikhwan :“Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter,
Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu.”
Akhwat :(Bisikan) “Tapi Ayah…”
Calon mertua :“Kamu kesini tadi naik apa?”
Ikhwan :“Mobil Pak.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya Riya’. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik.”
Ikhwan :“Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini
namanya payah. Memangnya anakku supir?”
Akhwat :(Bisikan) “Ayahh..”
Calon mertua :“Kamu merasa ganteng ya?”
Ikhwan :“Nggak Pak. Biasa saja kok”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini.”
Ikhwan :“Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak.”
Calon mertua :“Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!”
Akhwat : (kini berkaca-kaca) “Ayah, tak bisakah engkau tanyakan
soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?”
Calon mertua :“Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur’an dan Hadits?” ( menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang
Ikhwan yang sudah menyerah pasrah.)
Ikhwan : (telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga.
Pun pada pokok soal ini ia menyerah) “Pak, dari tiga puluh
juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja.
Hadits-pun cuma dari Arba’in yang terpendek pula.”
Calon mertua : (tersenyum), “Lamaranmu kuterima anak muda. Itu
cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja
pun, aku masih tertatih.”
Ikhwan : (Dengan mata berkaca-kaca.) .”Alhamdulillah yaa Allah”
Hikmah : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wanita (Juga Pria) itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena harta karena keturunan karena kecantikan dan karena agamanya. maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama engkau akan beruntung.”
semoga apa yang kita pilih dalam pertimbangan agama itu yang terbaik bagiNYA
P/s: Gelak gelak sendiri Yusra baca kisah ni, pengajaran buat mereka yang nak kahwin ya
Yusra pun tak faham bahasa Indonesia, cuba cuba saja ^_^
0 comments:
Post a Comment